Bupati Konawe, H. Yusran Akbar,
Bupati Konawe, H. Yusran Akbar saat pawai budaya.



Komitmen Yusran Akbar untuk Konawe Berbudaya dan Bersahaja


KARYANTARA.COM

Pepatah orang tua bijak mengatakan, segala perbuatan di muka bumi akan menjadi saksi. Maka dari itu, menebar kebajikan adalah kunci agar berkah senantiasa menyertai. Sejalan dengan kearifan lokal leluhur Tolaki, pelestarian budaya menjadi pondasi penting untuk menjaga nilai-nilai luhur dan arah masa depan suatu daerah. Sejarah mencatat, suatu daerah yang tak mengenal asal-usulnya akan kehilangan jati diri di masa depan.
Andang Masnur S.Pd., M.Pd
Andang Masnur S.Pd., M.Pd



Dalam upaya menjaga warisan leluhur dan menguatkan identitas budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe belum lama ini sukses menggelar Pawai Budaya dan tradisi Mosehe Wonua, sekaligus mendukung Musyawarah ke-5 Lembaga Adat Tolaki (LAT). Acara ini merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Konawe ke-65 tahun dengan mengusung tema "Menjaga Kearifan Lokal Menuju Konawe Bersahaja." Tema ini bukan hanya sekadar slogan, melainkan ajakan bagi seluruh lapisan masyarakat di Konawe untuk meresapi maknanya demi mewujudkan cita-cita pembangunan.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, pada 16-17 Mei, ini dipusatkan di Gedung Laika Mbuu, sebuah lokasi yang sarat nilai kesakralan karena berdekatan dengan makam permaisuri dan Raja Lakidende.



Semarak Pawai Budaya dan Terpilihnya Nahkoda Baru LAT


Hari pertama diawali dengan pembukaan Musyawarah DPP LAT yang dihadiri oleh Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka. Dilanjutkan dengan pawai budaya yang memukau, menampilkan beragam atraksi dari berbagai suku, organisasi masyarakat, defile kecamatan, hingga Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Meski hujan mengguyur, semangat peserta pawai tak surut, mereka tetap melaju hingga panggung kehormatan sebagai bentuk totalitas dan kecintaan terhadap budaya.



Musyawarah DPP LAT juga mencatat sukses dengan terpilihnya Lukman Abunawas sebagai nahkoda baru. Tokoh terhormat ini diharapkan dapat membawa Lembaga Adat Tolaki ke arah yang lebih baik.

Tak ketinggalan, tradisi Mosehe Wonua mengalunkan doa-doa berbahasa Tolaki yang dilantunkan oleh sesepuh tokoh adat. Ritual ini bertujuan menolak bala, memohon petunjuk, dan berharap kebaikan senantiasa menggema di jazirah Konawe. Mosehe, yang bermakna penyucian, juga dimaknai sebagai jalan pemersatu. Puncak ritual Mosehe Wonua ditandai dengan penyembelihan kerbau putih. Daging hewan kurban ini kemudian dibagikan kepada masyarakat dan disuguhkan pada malam puncak kegiatan.

Haru dan Janji Bupati Konawe


Sejumlah tokoh penting suku Tolaki turut membersamai hingga malam puncak kegiatan, salah satunya Kepala Biro Umum Kemendagri, Asmawa Tosepu. Malam itu, suasana haru menyelimuti acara dengan penampilan tarian kolosal memukau dari para pelajar, guru, dan pegiat seni. Bahkan, saking totalitasnya, beberapa penari harus dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans karena kelelahan.

Dalam sambutannya di malam puncak, Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, tak henti-hentinya memuji kesuksesan acara tersebut. Ia bahkan berjanji akan menyulap lokasi kegiatan sebagai pusat kebudayaan. “Kita akan jadikan lokasi ini pusat kebudayaan, pusat kuliner, pusat keramaian, dan ajang pemersatu. Kita harus sama-sama menyadari dan terus mengembangkan Konawe sebagai kota berbudaya,” tegas Yusran dengan penuh semangat. Ia juga menggaungkan filosofi hidup suku Tolaki: "Inae Kona Sara Iyeto Pinesara, Inae Liya Sara Iyeto Pinekasara," yang berarti "Siapa yang menghargai adat maka ia akan dihargai, namun siapa yang tidak menghargai adat maka ia tidak akan dihargai." Filosofi ini menjadi pengingat pentingnya melestarikan budaya yang juga selaras dengan upaya menghidupkan perekonomian masyarakat.

Apresiasi untuk Seluruh Pihak


Kepala Bidang Kebudayaan Dikbud Konawe, Andang Masnur S.Pd., M.Pd, menjelaskan bahwa rangkaian Pawai Budaya dan Mosehe Wonua merupakan puncak peringatan 65 tahun Konawe. “Alhamdulillah, kelancaran dan kesuksesan kegiatan berkat dukungan totalitas Pak Bupati dan Wakilnya. Duet harmonis keduanya membuat kami sebagai bawahan makin terpacu memberikan yang terbaik. Tentu juga suksesnya kegiatan karena peran kita semua, termasuk masyarakat Konawe yang memiliki kesadaran kebudayaan yang tinggi. Semua ini terlihat saat pawai budaya disertai hujan. Alhamdulillah lancar, aman, dan damai. Terima kasih kepada semua pihak termasuk kepolisian dan TNI. Salam kompak dan mari lestarikan budaya Tolaki,” harapnya.

Kesuksesan acara ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Konawe dan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Tolaki, sekaligus menjadi pijakan untuk membangun Konawe yang lebih berbudaya, bermartabat dan bersahaja di masa depan.

Penulis: Kalpin