KENDARI, KARYANTARA.COM  


Kejadian motor buntu-buntu hingga mogok yang dialami Ojol di Kendari sudah lama terjadi. Bukan hanya tiga hari belakangan ini. Hanya saja baru disadari setelah seminggu lalu pihak Kejagung mengungkap praktik korupsi di jajaran Pertamina. Terungkapnya kasus tersebut memunculkan ke khawatiran atas bahan bakar yang dioplos. Hal inilah yang juga secara massal dialami Ojol di Kendari yang kendaraan roda duanya mogok massal hingga viral. 

Pihak Ojol menduga penyebabnya adalah bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang diduga oplosan. Keluhan ini pun sampai ke telinga Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) Sultra. Pihak HAMI akhirnya bergerak cepat membuka pengaduan secara online dan offline. 

Berdasarkan laporan yang diterima, puluhan warga mengalami kerusakan kendaraan setelah mengisi BBM di tujuh SPBU yang berbeda. Seperti di SPBU THR, SPBU Puuwatu, SPBU Saranani, SPBU Rabam, SPBU Punggolaka, SPBU Bonggoeya, dan SPBU Kota Lama. LBH HAMI Sultra menyerahkan sampel BBM dan daftar keluhan dari 80 warga sebagai barang bukti.

Ketua LBH HAMI Sultra, Andre Darmawan, menyatakan bahwa rata-rata pengadu mengalami kendaraan mogok atau rusak setelah mengisi Pertalite pada 3-4 Maret 2025. “Kami sudah menyerahkan sampel BBM sebagai barang bukti dan menyerahkan daftar keluhan dari 80 warga,” jelasnya, Jumat sore (7/3/2025) usai melaporkan ke Polda Sultra. 

Ketua Advokai ini juga berharap pihak Polda Sultra agar melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk pengujian laboratorium terhadap sampel BBM yang sudah diserahkan. “Kami mencurigai adanya praktik oplosan yang menyebabkan kualitas Pertalite menurun dan merusak mesin kendaraan. Kita menanti hasil penyelidikan yang dilakukan secara transparan dan berharap kejadian ini tidak terulang lagi,” tegasnya sembari menambahkan akan berupaya mencari tim independen yang bisa menguji sampel tersebut.

Editor: Kalpin