KARYANTARA.COM - Langkah terbuka yang diambil PT. Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) patut menjadi contoh para penambang. Di hadapan puluhan wartawan, pemerintah daerah, dan pimpinan dewan, manajemen perusahaan tambang ini dengan transparan memaparkan segala aktivitas, capaian, hingga tantangan yang dihadapinya di Kabupaten Konawe.
Wakil Bupati Konawe, Syamsul Ibrahim mengapresiasi niat baik manajemen perusahaan yang sudah menggelar Media Gathering. Orang nomor dua di daerah itu menyambut baik inisiatif SCM yang mengedepankan pendekatan komunikasi dan keterbukaan. “Dari banyaknya perusahaan pertambangan yang beroperasi cuma SCM yang membuka diri menggelar pertemuan positif seperti ini,” pujinya.
Rasa hormat yang sama juga datang dari pimpinan DPRD Konawe, I Made Asmaya, yang secara khusus memberi apresiasi atas keterbukaan SCM dalam memaparkan lokasi pertambangannya di Kecamatan Routa dengan melibatkan media.
Kegiatan ini juga turut dihadiri perwakilan pimpinan organisasi profesi Wartawan dan juga organisasi perusahaan media yang terverifikasi dewan pers. Pertemuan bertajuk silaturahmi tersebut, pihak SCM satu per satu memaparkan kondisi perusahaannya mencakup kontribusi terhadap daerah serta kendala lapangan yang dihadapinya.
Kepala Teknik Tambang SCM, Didik Fortunadi, dengan rinci menjabarkan pengelolaan lahan seluas 21.100 hektar, di mana saat ini baru 1.400 hektar yang telah terkelola sejak dua tahun lalu. “Lokasi lahan kami berada di tengah hutan dengan medan penuh rintangan. Namun, komitmen kami untuk menjalankan penambangan ramah lingkungan tidak pernah surut, yang dibuktikan dengan diterbitkannya sertifikat proper biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” jelas Didik.
Komitmen perusahaan tidak berhenti di sana. Di sektor Corporate Social Responsibility (CSR), SCM telah memfokuskan programnya pada bidang yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Mulai dari pemberian beasiswa untuk mahasiswa, pelajar SD, dan SMP, pemberian insentif bagi guru honorer, hingga komitmen di sektor kesehatan, bantuan perekonomian, kelembagaan, sosial budaya, dan infrastruktur. Yang tak kalah penting adalah komitmen nyata dalam meningkatkan pendapatan sektor riil dengan merekrut dan melatih tenaga kerja lokal.
Dalam sesi diskusi yang hangat, para wartawan yang hadir—termasuk perwakilan organisasi profesi dan perusahaan media terverifikasi—memberikan masukan yang konstruktif. Seorang jurnalis berharap manajemen fokus membangun dan mendukung kemajuan kebudayaan Konawe, yang dikenal sangat kaya. Harapan ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan kekayaan budaya sebagai identitas pembangunan daerah.
Media lain pun menyampaikan aspirasinya, mulai dari harapan agar SCM mendukung peningkatan kompetensi wartawan melalui penyelenggaraan Uji Kompetensi Wartawan (UKW), hingga pertanyaan serius mengenai maraknya peredaran barang haram, khususnya di lingkup pertambangan.
Menanggapi hal tersebut, Didik Fortunadi dengan tegas menyatakan komitmen SCM turut serta membangun Konawe. Perusahaan akan berkolaborasi untuk mendukung pemajuan kebudayaan, meningkatkan kompetensi wartawan, serta secara rutin memeriksa karyawannya guna mencegah penyalahgunaan narkoba. “Kami bahkan akan mengadakan pertemuan tahunan seperti ini sebanyak dua kali,” tegas Didik.
Ia menutup pertemuan pada Selasa siang (4/11/2025) itu dengan pesan yang mengena. “Dukungan pemerintah, partisipasi masyarakat, serta masukan insan pers yang konstruktif akan turut membangun daerah. Inilah tujuan kami mengadakan Media Gathering; sebagai wujud komitmen pelibatan semua pihak untuk bersama-sama menciptakan iklim investasi yang kondusif, yang tentu muaranya adalah melahirkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Penulis: Kalpin


0Komentar