Dua tahun berturut-turut Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) hadir di Kabupaten Konawe. Program dari pemerintah pusat ini berhasil di lobi Pemkab Konawe sejak 2024 dan 2025 ini. GSMS dimunculkan dengan tujuan mencari, mempertemukan dan menumbuhkan talenta pelajar dan para pegiat seniman. Fokusnya adalah menggali potensi pelajar SD dan SMP yang memiliki jiwa seni dan budaya untuk dilakukan pembinaan. Para seniman maupun asisten seniman bekerja ekstra mengembangkan kreativitas, bakat serta karakter pelajar. 


Setelah melalui pembelajaran seni dan budaya selama tiga bulan maka gong pementasan akhirnya digelar dua malam di pelataran kantor bupati Konawe, 4-5 November 2025. Sebelum memukul gong sebanyak tiga kali pertanda dibukanya kegiatan, Ketua Dekranasda Konawe, Hj Hania S.Pd.,M.Pd.,Gr mengapresiasi kegiatan spektakuler malam pementasan GSMS. “Konawe adalah pusat kebudayaan Tolaki. Olehnya melalui kegiatan penumbuhan kekayaan seni dan budaya terhadap pelajar diharapkan menjadi pencipta masa depan di daerah tercinta ini,” ujarnya sembari berterima kasih atas dedikasi dan kerja keras dalam memajukan kebudayaan suku Tolaki.  


Malam pementasan itu juga dihadiri Kasubddit Pemberdayaan Nilai Budaya, Kementrian Kebudayaan RI, Bobby Fernandes M.Si. Ketika sambutan, Bobby terkesima antusias masyarakat menghadiri malam pementasan. Menurutnya, GSMS diluncurkan untuk mempertemukan Seniman dan Pelajar. Dua hal ini di kawinkan untuk mengembangkan kebudayaan berupa tarian lokal, lagu lokal, seni lukis, film lokal dan berbagai potensi lainnya. 


Bobby juga mengingatkan bahwa kemajuan teknologi tidak mengesampingkan kebudayaan. Dihadapan para hadirin, Bobby mengatakan, kemajuan Amerika dan Korea saat ini ditunjang oleh kebudayaannya. Bahkan penyumbang perekonomian tertingginya itu budayanya yang sudah mengalahkan sektor minyaknya. Olehnya, Kementrian Kebudayaan juga akan selalu mengingatkan kepada semua pemangku kepentingan untuk memajukan kebudayaannya sebagai modal masa depan.  “Kami terus berkampanye bahwa tidak ada pembangunan terarah jika tidak membangun bersamaan dengan kebudayaan,” tegasnya.

Kasubddit Pemberdayaan Nilai Budaya, Kementrian Kebudayaan RI, Bobby Fernandes M.Si berpose bersama Kabid Kebudayaan Konawe, Andang Masnur S.Pd., M.Pd


Penanggung jawab kegiatan GSMS, Andang Masnur menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam menjaga eksistensi nilai-nilai luhur kebudayaan Suku Tolaki. Salah satunya dengan hadirnya program GSMS yang fokusnya menumbuhkan jiwa seni dan budaya yang bersentuhan langsung dengan pelajar. Kegiatan GSMS melibatkan 15 sekolah di mana tiap sekolah mengutus 10 pelajar sehingga total pesertanya 150 pelajar. Untuk pementasan malam pertama adalah tari Monda’u dari pelajar SMPN 2 Uepai, lalu vokal kolaborasi Osula Baga. Kemudian tari Ana Luale I Kambo, SMPN I Tongauna. Selanjutnya teater Erangan Patriot SMPN 2 Unaaha dan tari Moduku SMPN 3 Tongauna.


Kemudian pada malam kedua pementasan masih tentang tari dan vokal yang juga dipentaskannya film Ana Sikola. Untuk lagu Notesolo Riringgu yang ditampilkan SDN Waworaha. Lalu tari Ponggawa kolaborasi SMPN 2 Wawotobi dan Konawe. Selanjutnya lagu Molulo yang dibawakan secara solo dari SMPN 1 Lambuya.  Dan terakhir ditutup dengan lagu Wulele Sanggula yang dibawakan merdu oleh pelajar putri dari SMPN I Tongauna. “Dengan cara transfer seni dan budaya sedini mungkin kepada generasi maka eksistensinya akan selalu terjaga. Dunia saat ini sudah sangat sadar bahwa menjaga, melestarikan, memajukan kebudayaan telah menjadi salah satu sektor penyumbang perekonomian bangsa dan negara. Kami juga mengapresiasi pemerintah pusat yang telah membentuk Kementrian Kebudayaan. Ini menandakan bahwa masa depan bangsa salah satunya ada di seni dan budaya. Untuk itulah kami dari Bidang Kebudayaan Konawe akan terus berupaya memajukan potensi nilai-nilai luhur kebudayaan di Konawe terutama suku Tolaki,” jelasnya. 


Penulis: Kalpin