KARYANTARA.COM

Menjelang puncak musim hujan antara bulan Juni dan Juli di wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan, PT Gema Kreasi Perdana (GKP) telah mengambil langkah proaktif dengan mengimplementasikan sistem pengelolaan air terintegrasi atau water management. Strategi ini bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh curah hujan tinggi, sekaligus memastikan keselamatan kerja dan kualitas lingkungan tetap terjaga.




Pengelolaan Air Terpadu dengan Kolam Penampung

Menurut Badrus Saleh, Environment & Forestry Superintendent PT GKP, hingga April 2025, perusahaan telah berhasil membangun 103 kolam penampung, yang terdiri dari sediment pond dan settling pond. Kolam-kolam ini tersebar di tujuh titik, dengan 80 kolam berada di dalam area tambang (Pit) dan 23 lainnya di luar area tersebut.

"Air hujan yang turun di wilayah tambang akan dialirkan melalui drainase menuju kolam. Setiap kolam memiliki beberapa kompartemen yang berfungsi untuk mengendapkan partikel lumpur sebelum air dialirkan kembali ke sungai," jelas Badrus.

Tak hanya itu, air yang tertampung di kolam tidak langsung dilepas ke lingkungan. PT GKP melakukan proses pengendapan atau water treatment terlebih dahulu melalui injeksi, guna memastikan air limpasan memenuhi baku mutu, termasuk pH dan Total Suspended Solids (TSS).

Keberhasilan program water management ini terlihat dari kondisi Sungai Keu Mohalo yang tetap terjaga kejernihannya, bahkan setelah diguyur hujan dengan curah lebih dari 110 milimeter dalam sepekan awal bulan Mei.


Monitoring Rutin Menjamin Kualitas Air Warga

Tim lingkungan PT GKP secara rutin melakukan monitoring dan inspeksi terdokumentasi terhadap kualitas air sungai dan air konsumsi warga. Sejak awal Mei 2025, saat hujan mulai turun cukup deras, kondisi air, baik sungai maupun air minum warga, terpantau dalam kondisi aman konsumsi.

"Dari hasil pengecekan berkala, kualitas air masih tetap baik dan sangat layak digunakan masyarakat," terang Badrus.

Hal ini dibenarkan oleh Saapruddin, salah seorang warga Desa Sukarela Jaya, yang mengakui bahwa kondisi air minum warga tetap terjaga meskipun hujan deras mengguyur wilayah Pulau Wawonii. "Alhamdulillah, meskipun hujan deras turun sejak awal bulan, air minum kami masih tetap jernih. Tidak ada keluhan dari warga," ujarnya.

Sebagai bentuk antisipasi tambahan, PT GKP juga telah membangun bak penampung air di dekat mata air Lagumba, yang siap digunakan sebagai alternatif mata air tambahan bagi warga. Ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung akses air bersih bagi masyarakat sekitar tambang.



Penghentian Produksi Sementara Demi Keselamatan Kerja

Selain memperkuat water management, PT GKP juga mengambil keputusan penting di awal musim hujan ini, yakni menghentikan sementara kegiatan produksi tambang. Manager Strategic Communication PT GKP, Hendry Drajat, menjelaskan bahwa keputusan ini adalah bagian dari inisiatif perusahaan untuk mengimplementasikan strategi manajemen risiko dan perencanaan jangka panjang. Kebijakan ini sama sekali tidak terkait dengan tuduhan adanya tekanan atau instruksi dari pihak eksternal perusahaan.

"Tujuan utama dari penghentian sementara ini adalah untuk meningkatkan aspek keselamatan kerja dan produktivitas di tengah kondisi cuaca yang lebih menantang. Ini bentuk tanggung jawab kami terhadap seluruh stakeholder, mulai dari karyawan, masyarakat, hingga pemerintah," jelas Hendry.

Hendry juga menegaskan bahwa kebijakan ini tidak menihilkan aktivitas pertambangan lain yang berkaitan dengan aspek lingkungan dan sosial. "Seluruh aktivitas pertambangan lain, seperti kegiatan CSR, serta pengelolaan lingkungan dan reklamasi tetap berjalan seperti biasa," tegasnya.


Humas GKP

Editor: Agus