karyantara.com – Demi memperkuat peran kelembagaan adat dalam menjaga identitas daerah, Lembaga Adat Tolaki (LAT) Kabupaten Konawe baru-baru ini melakukan kunjungan strategis ke Kota Surakarta (Solo), didampingi oleh Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Konawe. Kunjungan studi tiru, ini merupakan sebuah jalur untuk belajar langsung dari salah satu Kota Budaya paling mapan di Indonesia.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Konawe, Andang Masnur, menjelaskan bahwa LAT Konawe adalah mitra kunci dalam merumuskan seluruh program pelestarian. Keterlibatan ini sesuai dengan amanat UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang secara eksplisit menyebutkan peran masyarakat adat dalam upaya pelestarian.
“Jadi kami bersama Lembaga Adat Tolaki (LAT) Konawe hari ini melakukan kunjungan ke Dinas Kebudayaan Surakarta untuk mengetahui bagaimana pelibatan masyarakat dalam mengambil bagian mendukung program kebudayaan,” jelas Andang.
Contoh konkrit dari pelibatan masyarakat ini, lanjut Andang, adalah dalam mendorong penetapan Cagar Budaya dan beberapa Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Konawe.
Ketua LAT Konawe, H. Ginal Sambari, yang juga merupakan Ketua Komisi III DPRD Konawe, menegaskan bahwa kunjungan ini berfokus pada penguatan kapasitas internal kelembagaan LAT. Kapasitas yang kuat akan sangat mendukung kebijakan Bupati dan Wakil Bupati Konawe, khususnya di bidang kebudayaan.
“Kami mesti belajar dari Solo sebagai Kota Budaya, bagaimana pelibatan masyarakatnya dalam menjaga tradisi,” ungkap H. Ginal Sambari.
“Untuk itu kami hadir di sini, lalu kemudian kami akan rumuskan ke depan dalam bentuk kebijakan yang mendukung pemajuan dan pelestarian kebudayaan di Konawe.”
Misi ini membuktikan bahwa Konawe tidak hanya berupaya melestarikan budayanya sendiri, tetapi juga terbuka untuk mengadopsi praktik baik dari daerah lain demi kemajuan.
Rombongan dari Konawe mengawali kunjungan mereka di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. Mereka disambut langsung oleh Kepala Dinas, Aryo Widyandoko, beserta jajaran kepala bidang, termasuk BP Sukono, S.Sn., MM. (Kabid Pembinaan Sejarah dan Pelestarian Cagar Budaya) dan Anies Dyah Oktavianti, S.Sos., M.Si. (Kabid Seni dan Budaya).
Perjalanan ini kemudian dilanjutkan dengan visitasi ke Museum Radya Pustaka, museum tertua di Indonesia, tempat kearifan sejarah Jawa tersimpan. Sebagai penutup, rombongan juga mendapat kehormatan untuk mengunjungi Istana Mangkunegaran, melihat langsung tradisi keraton yang tetap lestari hingga kini.
Seluruh rangkaian kunjungan ini diharapkan dapat memperkaya perspektif LAT Konawe dan menghasilkan cetak biru kebijakan yang adaptif dan partisipatif, demi menjadikan Konawe sebagai pusat peradaban Tolaki yang maju.
Laporan: Ardi Wijaya
Editor: Kalpin


0Komentar