Nampak Kapolda, Danrem dan unsur pimpinan DPRD Sultra duduk berjam-jam di tengah terik mentari mendengarkan aspirasi massa aksi.

KENDARI, KARYANTARA.COM - Gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) diselimuti suasana panas, bukan hanya karena terik matahari yang menyengat, tapi juga oleh semangat ribuan massa aksi yang mengepungnya. Sejak pagi hingga sore, massa dari berbagai elemen tumpah ruah, menuntut agar suara mereka didengar.

Pengacara Kondang di Bumi Anoa, Andre Darmawan turut serta menyuarakan aspirasinya.


Yang membuat aksi ini unik adalah keragamannya. Tak hanya mahasiswa, terlihat juga pengacara kondang Andre Darmawan yang ikut berorasi, hingga aksi kocak bernama Risal yang dengan percaya diri mengambil alih pengeras suara. Dengan bisikan-bisikan dari mahasiswa, ia lantang menyuarakan tuntutan yang menggebu-gebu, membuat suasana menjadi lebih dinamis.



Namun, daya tarik terbesar dari demonstrasi ini adalah sikap Kapolda Sultra, Irjen Pol Didik Widyanarko, Danrem, dan pimpinan DPRD Sultra yang patut diacungi jempol. Mereka tidak bersembunyi di balik pintu, melainkan dengan berani menemui perwakilan mahasiswa satu per satu. Awalnya, beberapa perwakilan diterima di ruang Aspirasi, namun saat ada kelompok mahasiswa yang enggan masuk, Kapolda bersama rombongan justru keluar. Mereka memilih duduk bersama di bawah terik matahari, mendengarkan langsung setiap keluhan dan tuntutan.



Cara humanis ini rupanya berhasil meluluhkan hati para demonstran. Tuntutan-tuntutan yang disuarakan secara bergantian, seperti pengesahan UU Perampasan Aset Koruptor, pemecatan anggota DPR-RI yang berkhianat, hingga penuntutan kasus penabrak Ojol, semua didengarkan dengan saksama. Bahkan, masalah yang lebih lokal seperti pajak yang mencekik rakyat dan eksploitasi pertambangan di Morosi juga menjadi sorotan.

Aksi ini mencapai puncaknya saat pimpinan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Halu Oleo (UHO) terlihat pamit dan meninggalkan lokasi dengan damai. Mereka merasa puas dengan respons yang diberikan para pejabat.

Dalam keterangannya, Kapolda Irjen Pol Didik Widyanarko menegaskan komitmennya. "Sejak awal kehadiran saya di Sultra sudah berkomitmen memberikan layanan terbaik. Saya menjamin akan mengawal aspirasi kawan-kawan sepanjang disampaikan dengan penuh kedamaian," ujarnya di hadapan perwakilan massa, Senin (1/9/2025).

Aparat keamanan yang bertugas, baik dari kepolisian maupun TNI, juga menunjukkan sikap profesional dan humanis. Mereka membiarkan demonstran bebas menyuarakan aspirasinya, hingga akhirnya massa membubarkan diri dengan tertib. Aksi damai ini membuktikan bahwa komunikasi yang baik dan sikap empati dari aparat dapat menjadi kunci dalam meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas.


Laporan: Ardi Wijaya

Editor: Kalpin